Oke ini adalah tulisan yang cukup absurd sekali tapi sering ditanyakan oleh teman-temanku. Aku ga tau cara membahas ini dengan kosakata yang benar tapi tetap sopan. Okelah buang air besar dan buang air kecil memang tidak terlalu vulgar dibandingkan berak dan pipis/kencing ya. Padahal kosakata ini ada dalam KBBI tapi aku sendiri yang geli kalau harus mengetikkannya. Hahaha.







Aku lahir dan besar di salah satu kota besar, Medan. Sejak kecil, sudah diajarkan kalau mau buang hajat itu di kamar mandi/toilet/kakus atau apapun yang ada jambannya. Enggak pernah kayak beberapa anak-anak yang pernah aku liat kalau kebelet pepee akan dibawa ibunya ke semak-semak terus nyiremnya pakai air mineral botolan. Apalagi kalau pupup, aku enggak bisa kalau bukan di rumah sendiri. Nginep ditempat nenek aja bisa sampe 4-5 hari baru pupup. Padahal sudah sering pergi kesana. Pokoknya perut keras banget lah kalau melakukan perjalanan di atas dua minggu. Tapi makan tetap banyak. Entah gimana cara kerja perutku.

Akhirnya aku kena batunya, mau gak mau harus bisa pepee dan pupup dilokasi terbuka dan jauh dari rumah. Karena di hutan gaada WC....



Oke jadi aku kasih tips ya. Oh iya, ini kamu bacanya jangan pas lagi kebelet di hutan ya. Baca dulu yang baik baru di save. Nanti ada sinyalnya loading dan kamu udah kebelet pupup kan repot.

1. Bawa Sekop Kecil/Kayu untuk gali lobang


Karena aku memang biasanya masuk ke hutan untuk kerja mengambil data-data lapangan. Kami sering dilengkapi peralatan seperti sekop, pisau, dan lainnya. Kalau enggak ada, pakai kayu aja, cari yang kuat. Jangan kayu lapuk yang ditekankan ke tanah malah meleyot dia. Keburu pipis dicelana.

Lah ini lubang untuk pipis dan pupup?

Iya, jangan kamu kira kalau pipis ga gali lubang. Kamu mau itu pipis ngalir-ngalir sembarang terus kamu ga tau mana bekas najis kamu atau engga? Paling kalau pupup ya lebih dalam lubangnya. Takut di korek-korek hewan.


2. Bawa Air yang banyak, Tissue Basah dan Tissue Kering

Biasanya kami pakai plastik kresek/tas mantel hujan buat bawa airnya. Kira-kira se-liter lah udah cukup. Airnya bukan untuk cebok keseluruhan ya! bersihkan dulu pakai tissue basah dan tissue kering baru cebok pakai air untuk membersihkan najis. Karena pupup dan pepee kita termasuk najis mutawasitoh (sedang) yang cara menghilangkannya adalah disiram dengan air sampai hilang wujud, bau dan warnanya.

عَنْ أَنَسٍ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : تَنَزَّهُوا مِنَ الْبَوْلِ فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنْهُ

Dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari air kencing. Karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur berasal darinya.” [HR. Ad-Dȃruquthnȋ dalam Sunannya, no. 459. Dan hadits ini dinilai shahȋh oleh Syaikh al-Albani dalam Irwȃul Ghalȋl, no. 280]

3. Cari Tempat Tertutup yang Jauh dari Camp/Jalur Tim

Biasanya aku memilih di balik pohon tumbang, batu besar, tebing atau semak-semak gitu. Paling aman sih semak-semak ya. Karena mau nyangkutin barang-barang mudah, Hahaha.


Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَأْتِى الْبَرَازَ حَتَّى يَتَغَيَّبَ فَلاَ يُرَى.

“Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.”

Kalau dibawah pohon besar banget bisa engga? Aku memahaminya bisa kalau tidak ada pilihan. Tapi sebaiknya dihindari. Kalau bisa jangan. Karena di sekitar akar-akar pohon banyak hewan yang bersarang. Dan semakin besar pohonnya, semakin banyak juga makhluk hidup yang bernaung disitu. sungguh tidak sopan sekali kita sebagai pendatang.

Btw aku punya cerita soal pepee di pohon besar, sebenarnya ini lucu, tapi takut jatuhnya aib. Jadi aku simpen buat cerita di real-life wkwkwk


4. Lokasinya Jangan Persis di Sungai/Aliran Air

Kalau dikampung-kampung sering sekali ada jamban yang pembuangannya langsung nyemplung sungai kan? Sebenarnya itu gak boleh. Apalagi kalau di hutan, kalau langsung pepee dan pupup di aliran air terus cuma jarak 5 meter ke bawah ada hewan yang lagi minum. Alamak kasiannya. Jadi kadang kalau pinggiran tebing gitu di sekitar sungainya, aku lebih memilih disitu untuk korek lubang. Jadi bisa ambil air juga tapi enggak mencemari airnya.


عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : اتَّقُوا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَةَ: الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ، وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ، وَالظِّلِّ

Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jagalah dirimu dari tiga tempat yang membawa laknat: buang hajat di tempat-tempat berkumpulnya air, di jalan raya, dan di tempat bernaung”. [HR. Abu Dawud, no. 26; dihasankan oleh Syaikh Al-Albani]



5. Pakai Mantel Hujan

Ini sebenarnya ide sama salah seorang senior perempuan sih. Karena tim lapangan itu lebih banyak laki-laki ya. Aurat coy. Dan juga agak gimana gitu kalau kebetulan lagi diliatin sama hewan yang usil. Contohnya monyet ekor panjang dan beruk. Itu astaga ganggu banget kalau udah kebelet malah di hadapan kita da mereka. Bisa jadi ternyata hewannya jelmaan jin kan?


Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِى آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ


“Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah”.

Nah berarti jelas ya urutannya Bawa alat penggali - bawa bahan untuk bersih-bersih - cari lokasi yang jauh dan tertutup - gali lubang-pupup dan pepee - cebok - siram air - tutup lubangnya sampai hilang baunya.

Oke itu aja yang bisa iyah sampaikan. Semoga bermanfaat ya. Meskipun terkesan bar-bar suka main di Hutan, tetap harus ada adabnya. Jangan sembarangan yooo. Kan ga lucu kalau ntar masuk neraka ditanya sama sesama penghuninya "Kamu kenapa masuk neraka?" terus jawabannya "Iya, lupa bersihin najis pas kencing di hutan"