Menyesatkan, Film 7 petala Cinta-Akhir-akhir ini temen-temen di kampus lagi asik-asiknya tukeran film. Maklum, udah mau dekat liburan jadi persiapan stok tontonan selama libur. Selain Drama Korea alias Drakor, temen-temen juga lagi sor-sornya nonton Sinetron dan film dari negara tetangga. Malaysia. Karena Iyah rajin bawa laptop ke kampus, transfer film antar flashdisk pun terjadi di laptop Iyah. Otomatis, setiap film yang di dipindahin Iyah copy ke laptop juga, hehe

Ada beberapa serial malaysia yang bagus buat di tonton, kayak aku ada wali dan ada juga yang kocak Mr. Arogan yang di kemas dalam serial dan film layar lebar. Tapi, tiba-tiba ada salah satu film Malaysia yang kualitas videonya agak jelek. Awalnya mau di hapus, eh testimoni dari temen-temen rada seru gitu. Katanya sih romantis, galau, dilema dan konflik lainnya bikin greget. Oke fine, iyah coba tonton.


Dengan ektensi .flv yang iyah ga tau apa itu tapi gambarnya jelek. Di buka lah Film ini dengan latar belakang di sebuah pesantren diamna sedang dilangsungkan acara pertunangan antara Hamka Dan Saida. Catat ya, tunangan. Bukan pernikahan. Kalimat-kalimat shalawat serta puji-pujian mengiringi adegan ini.

Di acara pertunangan ini bertemulah bapaknya Saidah dengan Hamka, gak lama kemudian Saidahnya muncul dengan jilbab tidak menutup dada dan memakai cadar. Hm, mungkin karena bajunya berasa longgar jadi its okay gitu ya kerudungnya ga di julurin menutup dada. Soal cadarnya, Hm lagi deh. Sepanjang hidup Iyah di Indonesia, Malaysia, Singapura ngeliat orang bercadar belum pernah ada yang stylenya kayak di film ini.

Disini ada dialog yang kata temen-temen iyah bikin baper. Tunangannya juga belom, didepan ayah si cewek, Hamka berkata “Assalamualaikum, Cinta.” Dan Saidah membalas “Assalamualaikum, Rindu.” Is so pret. Bukan sirik atau gimana, yaaaa latar belakangnya pesantren loh. Dan ini bukan genre komedi, masa pake acara gombal segala.

Kalo yang ngomong saat adegan udah sah menikah, Iyah juga meleleh denger dialognya.

Usai tunangan, si Hamkanya mau pergi ke Yaman. Astaga, kalau iyah positif thinking tunangan itu dimaksud dengan khitbah, disini makin geram nontonnya. Udah di ikat malah di gantungin. Terus si Hamkanya nyerahin sorban secara langsung kepada Saidah sebelum pergi ke Yaman. Hahah, nyerahin langsung dan Saidahnya pake sarung tangan. Oke, makin sesat.

Pigilah kan si Hamkanya itu ke Yaman. Saidah pun menggalau di tepi danau. 


Adegan berikutnya pas di Abinya Saidah lagi ngajar di depan semua santri laki-laki, saidah nya tiba-tiba nongol didepan semuanya. Yah namanya laki-laki kalau situasinya kayak begitu ya diliatinkaaan. Nah, abis itu di tinggalin santrinya yang terputus belajarnya muncul adek perempuan Hamka. Katanya doi udah mau balik. So, mereka mau belanja-belanja buat menyambut Hamka

Eeeh pulang belanja, langsung ada berita di TV ada letupan mungkin maksudnya bom kali ye. Dan salah satu korbanya di umumkan ada 2 yang hilang dan kemungkinan terbunuh salah satunya si Hamka itu. Oke.. disini agak sedih sih, orang yang udah ditunggu-tunggu tak dapat kembali.

Terus adalah tokoh yang menyukai Saidah juga. Namanya Attar. Dan teman-temannya berkata kalau dia masih punya peluang. Dan masa lalu Attar pun di ungkap, dulunya dia orang jahat gitu, di kejar-kejar polisi. Jumpa sama Abi Saidah yang mimpin persantren, tobat la dia dan nyantri.

Akhirnya setahun setelah Hamka dinyatakan entah hilang entah sudah terbunuh, Abinya Saidah meminta saidah buat sholat istikharah atas permintaan Abinya yang pengen Saidah nikah sama Attar. Betul juga Abinya, ngapain nunggu ampe setaon orang ya ga jelas. Ada yang suka sama anaknya dan udah jadi baik ya jodohin aja.

Jadi entah apa itu situasinya, entah tunangan lagi apa khitbah ga jelas pokoknya dibukalah niqab alias cadarnya si Saidah didepan Attar. Di balik dinding ada yang nangis bombay, Hilma adeknya Hamka yang juga sahabat Saidah. Jadi selama ini salah duga soal yang ngirim lauk ke Attar dan teman-temannya bukan Saidah, tapi Hilma.

Abis itu si Attarnya pigi sendirian ke pasar. Abis dari pasar dia nyari sorbanya yang ketinggalan di angkot beberapa waktu lalu. Dia tanya ke supirnya ternyata sorbannya di bawa sama cewek yang di angkutan umum itu juga. Didatangi lah tempat cewek itu yang ternyata tempat esek-esek. Si cewek bernama Nida yang melacurkan dirinya karena di jual suaminya ini mengembalikan sorban Attar. Setelah itu Nida ke pesantren itu juga buat tobat.

Nida pun tinggal di pesantren. Terus pas malam kamarnya berasap dan yang liat si Attar. Attar langsung gedor-gedor dan kejadian selanjutnya sungguh menjijikkan untuk diketikkan. Walaupun pada akhirnya nanti di ceritan masalah kesalahpahamannya tapi sikapnya Attar benar-benar pengen dicabik-cabik saat itu.

Dikeluarkanlah si Attar secara tidak hormat dari pesantren malam itu juga. Sedih la yakan, ga tau si Attar harus tidur dimana. Dan dia juga di gebuki preman. Sementara di pesantren Nida berusaha menjelaskan kalau Attar tidak salah tetapi yang salah adalah dia. Dicari lagilah si Attar dan akhirnya ketemu setelah di gebukin gitu.

Pas balik kepesantren ada dilema lagi karena Attarnya ga mau lagi sama Saida. Terus si Attar jumpain si Saida yang tetap menggalau di tepi danau. Saidanya minta maaf karena sudah berprasangka tanpa tau usut yang sebenarnya.

Akhirnya Attarnya meminta kembali ke pada Abinya Saidah untuk menikahi Saidah. Udah deal sana sini, konflik lagi karena Saidah akhirnya tau kalau Hilam sangat mencintai Attar. Bla bla bla, Masuklah ke walimatulursynya Attar dan Saidah.

Eh... baru setengah di ucapkan ijab tiba-tiba mati lampu. Pas idup lampu, nongol Hamka. Dan bawa hadiah untuk pernikahan dirinya dengan Saida yaitu Qur’an tulisan tangannya sendiri. Tapi Hamka bingung dengan apa yang terjadi. Yaiyalah, siapa juga yang mau nunggu orang yang ga jelas keberadaan selama 1,5 tahun sementara umur harus disegerakan menikah. Yang pasti-pasti ajalah.

Walaupun akad belum jadi dilakukan secara sempurna yang artinya Hamka masih punya kesempatan menikung Saida tepat di hadapan Attar, tapi dengan berbesar hati Hamka merelakan berlangsungnya pernikahan itu dengan mahar Quran yang seharunya untuk pernikahan dirinya dengan Saida. Awalnya Attarnya galau ya kan, doi ngerasa bersalah kayak ngerebut Saida dari Hamka. Yaaa tapi gitu deh endingnya. Hamkanya pergi dari pesantren itu. Udah takdir katanya.

Jadi gitu keseluruhan cerita 7 petala cinta yang menurut Iyah gak layak tonton. Buat film bernafaskan Islam tapi ga pake syariat islam. Jilbab punuk unta dimana-mana. Cuma si Saida yang pake niqab ga jelas dan gaada tokoh lainnya atau sekedar figuran yang pake niqab, aneh kan? Dan pas saida buka niqab di depan Attar, mukanya ga di shoot. Cuma ekspresi Attar yang terperangah gitu.

Film keluaran tahun 2012 ini ternyata menuai banyak konflik. Salah satunya adanya plagiarisme dengan novel milik orang indonesia yang berjudul Jazirah Cinta karya Randu Alamsyah. Pemainnya pun ga usah diragukan lagi, banyak yang aslinya ga berjilbab. Kayak serial Aku ada wali, pemerannya memang bukan muslimah sejati sih, tapi di serial itu cara berpakaian dan tingkah lakunya masih layak mengusung tema islami.

Lagi, iyah mencoba positive thingking kalau film ini dibuat gak bertujuan untuk dakwah islam. Ya, kan ada beberapa film dimana agama dan kostum hanya untuk memperkuat feel pelakonnya. Lantas saat iyah cari resensinya di google, nyaris semua nya menuliskan bahwa ini adalah film (((islami))) yang di garap oleh Azhari Zain. 

Mungkin film ini dibuat karen terinspirasi boomingnya film islami indonesia yang menyeruak sampai se Asia kali ya. Yoa, yang iyah maksud ini film berharap sesukses Ayat-ayat cinta (yang sedikit mengecewakan karena lepas kontrol dai Kang Abik) dan Ketika Cinta bertasbih 1 dan 2 yang mantap kali baik alur, pelakon dan lainnya.

Jadi bukannya menghujat karya orang lain yang Iyah sendiri gak bisa buat. Tapi sebagai apresiasi penonton supaya kedepannya ga muncul film-film menyesatkan seperti ini. Baik alur dan pelakon, semuanya menyesatkan. Yang ga nyesatin ya kata-kata kebaikan yang di sampaikan. Kan di bilang kalau kita mendapatkan sesuatu ambil baiknya, buang buruknya. Hehehe.

O iya, dialog yang fenomenal di film ini yang membuat semua orang yang nonton ini baperan mungkin cocok di ucapin kalau pasutri baru nikah, terus suaminya seorang awak kapal yang balik kerumah 2-3 bulan sekali. Romantis lah kalau doi datang ngucap “Assalamualaikum, Cinta” dan biniknya yang udah nyiapin segalanya buat nyambut suaminya jawab “Wassalamualaikum, Rindu”.

Sekian kritik pedas Iyah. ‘Assalamualaikum, Cinta’ eh salah! Wassalamualaikum fellas!