"Ga harus nunggu jadi sarjana, sekarang aku udah jadi karyawan dan bisa menghidupi keluargaku." ucap salah satu teman di grup WA yang aku lupa awal mulanya kenapa jadi bertengkar antara yang melanjut kuliah versus yang tidak kuliah.



Sekolah, adalah tempat untuk menuntut ilmu. walau aku lebih suka menyebutnya tempat untuk menimba ilmu. kasian ilmu, gaada salahnya kok dituntut-tuntut. hehehe. Indonesia sendiri menganut sistem wajib belajar 9 tahun. Dan kabarnya sih udah dicanangkan dari 2015 oleh bu Puan semasa menjabat, agar pendidikan kita menjadi wajib belajar 12 tahun. Cuma ya gimana, 9 tahun aja belum merata... oke, hal ini kali lain kita bahas.



Pertanyaannya adalah, buat apa sih kita sekolah?



Dahulu, para filsuf mencari tau pertanyaan-pertanyaan yang ada dikepala mereka dan juga yang jadi pertanyaan banyak orang dimasa itu seperti kenapa ikan terus berada di air, kenapa burung bisa terbang dan kenapa pohon tidak berjalan. Lebih rumit lagi seperti bagaimana bentuk bayi dalam kandungan, kenapa minum air jeruk bisa meredakan panas tubuh dan sebagainya. Akhirnya, mereka mengkaji banyak hal, riset sederhana dan berdiskusi. Lalu ilmunya di turunkan secara turun-temurun kepada murid-muridnya yang punya passion dalam hal tersebut dan berkembang menjadi banyak jenis keilmuan sampai dengan saat ini.




Saat ini, kita tak perlu kesulitan untuk menemuan setiap jawaban atas pertanyaan yang ada di benak kita. Karena sudah ada buku, internet dan orang lain yang dapat menjawab pertanyaan itu. Tapi, apakah kita harus bepikir dan bertanya-tanya untuk setiap hal yang ada di dunia?

Jawabnya, tentu tidak.

Sekolah, tanpa diminta, tanpa kita memikirkan apa yang mau kita pelajari, akan mengajarkan dasar-dasar agar logika dan nalar kita berjalan dengan baik. Ibarat anak tangga, akan sangat sakit sekali kaki kita bila langsung melangkahi 5 anak tangga. Bagaimana pula kita bisa memahami kenapa manusia bisa bergerak sementara tumbuhan tidak padahal sama-sama hidup? sementara kita belum belajar bentuk sel yang berbeda dan sistem yang berlangsung didalamnya.

Hal dasar yang diajarkan di sekolah tanpa kita minta untuk belajar adalah, calistung. baca, tulis dan berhitung. Yang paling pertama adalah membaca. Setelah kita bisa membaca, maka kita bisa mencari tau banyak hal lewat tulisan. Setelah itu kita menulis dan berhitung. Walau, menurut beberapa filsuf, berhitung adalah hal dasar yang harus dikuasai.

Jadi aku pikir ini sudah menjawab kenapa kita harus sekolah. Agar memiliki kemampuan dasar dalam kehidupan.

Kedua, kenapa harus sampai kuliah? kan udah bisa baca tulis hitung aja udah mampu untuk terjun dan ikut bekerja didalam masyarakat?

Nah, ini yang harus di ubah pola pikirnya. Dalam menimba ilmu, hasil akhir yang kita dapatkan bukan kemampuan untuk bekerja. Tapi keilmuan baru yang dapat mendukung setiap hal yang akan kita lakukan. Semisal, kita 'hanya' seorang petani. Petani satu bisa calistung dan berpikir secara sederhana berapa keuntungan yang akan dia dapatkan dari hasil panen dengan modal yang dimiliki. Sementara, petani satu lagi memiliki ilmu pengaruh cuaca, penggunaan pupuk dan perputaran ekonomi apabila jenis tanaman A meningkat tajam saat panen atau terjadi gagal panen secara global. Kejadian seperti ini tentu saja bisa kita pelajari berdasarkan pengalaman, karena pengalaman adalah guru terbaik. Lalu, sampai berapa lama sampai kita bisa menemukan formulasi terbaik untuk untung yang tepat dalam hasil tani kita?

Kuliah, menajamkan konsep berpikir dan keilmuan yang kita miliki.


Lalu mampu mengajarkannya kembali.




Untuk orang-orang yang belum punya rejeki untuk melanjutkan sekolah, akan sangat diuntungkan apabila ia punya akses untuk belajar mandiri. Apalagi kalau ada guru (dalam hal ini bukan guru di sekolah) yang bisa ia tanyai.

Sayangnya, saat ini jarang sekali orang-orang berjiwa filsuf. Yang mencari tau, memikirkan setiap hal untuk jadi lebih baik secara mandiri. Karena sudah sejak jaman penjajahan pola belajar kita hanya berusaha menyelesaikan masalah ketika disuruh saja. Contohnya, mengerjakan PR dengan soal yang sudah diberi. Jarang banget sekolah negeri memberi tugas agar kita mencari sebuah masalah lalu menyelesaikannya. Kebanyakan yang pakai pola berpikir ini sebagai bahan pembelajaran ya sekolah-sekolah swasta. Dengan catatan tambahan, yang mahal.

Maka hari ini, warga Indonesia yang mampu sekolah tinggi baik dari segi finansial dan kemampuan berpikir, sekolah lah, kuliah lah. Nanti, kita akan merasakan bahagianya memiliki ilmu yang bermanfaat untuk dibagikan ke banyak orang.