1. Draco volans: Reptil ini memiliki patagium, sejenis membran yang memanjang dari enam tulang rusuk, yang berfungsi sebagai sayap. Namun, patagium ini hanya digunakan dalam situasi mendesak, seperti melarikan diri dari predator, dan hanya efektif untuk meluncur dari pohon yang lebih tinggi ke yang lebih rendah.


2. Pteranodon sp.: Reptil terbang tanpa gigi ini memiliki bentangan sayap sepanjang enam meter. Cara terbangnya adalah dengan melayang dan terbang tinggi untuk mencapai jarak yang jauh. Ketiadaan gigi dan sayap yang lebar memungkinkannya terbang dengan efisien.


3. Sharovipteryx mirabilis: Nenek moyang Pterosaurus ini memiliki membran segitiga yang membentang di bawah kaki belakangnya. Membran ini sangat efisien pada kecepatan tinggi, memungkinkan reptil ini meluncur dari satu dahan ke dahan lain dengan kaki depannya bebas untuk menangkap mangsa.


4. Ular terbang: Prinsip terbang ular melibatkan penggunaan ekor untuk menghentak tanah atau pohon, sementara tubuh meluncur dengan bentuk huruf S untuk mengurangi gesekan dan membelah arah angin.


5. Cicak terbang: Cicak ini memiliki kulit seperti sayap di antara kaki depan dan belakang yang berfungsi sebagai alat keseimbangan saat melompat di antara pohon. Kulit ini membantu cicak melayang dan mencegah jatuh.


6. Flying gecko: Reptil ini menggunakan lapisan kulit di sepanjang rusuknya yang dikombinasikan dengan ekor bergigi dan kaki berselaput. Gecko ini melompat dari pohon tinggi dan meluncur turun dengan anggun, menggunakan tubuhnya untuk mendarat secara vertikal.


Mekanisme terbang reptil berbeda dari burung. Reptil meluncur dengan bantuan patagium atau sayap untuk meringankan tubuh saat meluncur. Struktur morfologi dan anatomi reptil yang lebih padat dan keras dibandingkan burung memungkinkan mereka hanya meluncur ke bawah. Sistem pernapasan reptil yang lebih mengandalkan diafragma juga membatasi kemampuan mereka untuk terbang.

Teknik terbang pada reptil tidak melibatkan sayap berbulu seperti pada burung, tetapi menggunakan otot perut, lipatan kulit yang merenggang akibat kontraksi rusuk, dan tolakan dari kaki belakang atau ekor. Reptil hanya bisa melayang atau terbang dalam jarak pendek dan biasanya meluncur dari tempat tinggi ke tempat rendah.


Kesimpulan

Teknik terbang pada reptil bervariasi di antara spesies yang berbeda. Beberapa reptil memiliki membran atau kulit berlapis yang mengembang dengan bantuan kontraksi rusuk, serta bantuan ekor dan otot perut. Reptil hanya terlihat melayang dengan jarak pendek dan dari tempat tinggi ke tempat rendah, berbeda dengan burung yang mampu terbang semakin tinggi dan dalam jarak jauh. Evolusi reptil menunjukkan bahwa hanya teknik meluncur yang tersisa pada reptil saat ini, karena beban tubuh yang terlalu berat, ukuran yang besar, dan organ yang tidak multifungsi seperti burung. Bagian tubuh yang mengembang sering disebut patagium, yang merupakan lapisan kulit yang mengembang saat kontraksi otot tulang rusuk, dengan ekor membantu sebagai penentu arah.


(Tugas Mata Kuliah Ornitologi)