Hai Assalamualaikum, ini hari keberapa Ramadhan ya? Daaaan hari ini aku mencoba mencari alternatif ibadah yang lain. Karena aku lagi gak bisa menambah bacaan di qur'an, tidak bisa ikut sholat tarawih dan melaksanakan sholat dhuha, bahkan tidak boleh puasa untuk beberapa hari kedepan hehehe. udah tau dong ya ini fase apa :p

Jadi, untuk temen-temen yang lagi berhalangan berpuasa, mungkin bisa diisi waktunya dengan mendengarkan kajian-kajian dari youtube. Pakai wifi ya, kecuali kalau holang kaya yang kuotanya berlimpah~ atau bisa juga kayak aku yang pas lagi dapat wifi aku download secara offline terus baru di dengerin pas di rumah.

Nah, ada salah satu kajian yang menurut aku cukup menarik. Kajian dari usdtadz Dzakir Naik. Kalau tertarik menontonnya bisa dilihat disini. Kalau tidak mungkin bisa baca tulisan ku di bawah ini :D



Nah, di video itu si pemuda yang masih bingung dirinya atheis atau agnostik mempertanyakan 2 hal kepada Ustdz Dzakir Naik 
1. Kenapa Allah menciptakan semuanya sejak awal padahal sudah tau akhirnya?

2. Kenapa Allah yang begitu agung harus menunujukkan kebesarnya terus menerus? kayak pamer gitu kenapa?

Nah, dari yang aku tangkap dari jawaban ustadz dan argumen si pemuda, ada beberapa hal yang aku tangkap

1. Manusia adalah makhluk yang suka berkompetisi dan menantang
sering kan tau bagaimana penciptaan manusia yang katanya kita semua adalah pemenang karena sudah mengalahkan ribuan sperma? bisa jadi kalau sperma lain yang masuk ke dalam sel telur tentu jadinya bukan kita, karena masing-masing sperma membawa gen yang berbeda. Bisa jadi hidung mu mirip dengan ayah, bisa jadi ibu, bisa jadi ayah dari ibu, bisa jadi ibu dari ayah, bisa jadi seperti ayah ayahnya ibu. dan kalau hidung saja sudah berubah apakah itu masih kita? tentu bukan. Karena diri sendiri itu, jati diri kita itu ya fisik yang kita bawa sejak lahir. Cantik? Ganteng? Disabilitas? itu tantangannya!

2. Karena sejak awal manusia suka tantangan, itulah keputusan yang 'mungkin' bodoh kita lakukan
sepanjang kita hidup kita harus siap untuk memutuskan. Bukan karena ibu, ayah atau teman. setipa keputusan kita yang menanggungnya. Kita sudah ditanya, mau jadi apa?
Jadi Malaikat yang pasti patuh kepada perintah Allah namun tidak bebas berkehendak?
Jadi Syaiton yang membangkang kepada Allah dan pasti masuk neraka?
Atau jadi Manusia yang di berikan kebebasan untuk lebih mulia lagi dari Malaikat atau bisa menjadi budak syaitan?

Nah, sifat dasar manusia ingin lebih-lebih dan lebih. itulah kenapa dulu kita saat ditanya memilih jadi manusia, karena da janji kita bisa menjadi makhluk yang lebih mulia dari malaikat. malaikat yang bersujud pada adam, malaikat yang menolong kita (seperti dalam cerita perang yang di bantu oleh para tentara malaikat) 

3. Kuncinya adalah, jujur pada diri sendiri
Kita tidak pernah ingat kapan kita berjanji kepada Allah dan kapan kita di tanya ingin menjadi apa. jawabannya kita akan tau setelah ujian selesai. Untuk menjawab ateis dan agnostik yang penuh dengan logika, tentu ustadz dzakir naik menjawab dengan logika dan diiringi ayat Qur'an.  Jawabnnya adalah, ketika kita sekolah, ujian akhirnya kita tidak boleh mencontek. Kita tidak boleh melihat jawaban oranglain karena itu tidak adil. kalau kita curang, kita karna dihukum. padahal bisa saja guru memberi tahu langsung jawabannya. Nah, kalau begitu tentu tidak adil bukan? bahkan bukan hanya tidak adil, kita juga jadi tidak bebas berkehndak dan menjawab dari apa yang kita pelajari selama ini toh ujung-ujungnya di kasih jawaban. Seakan-akan semua yang kita lakukan tidak berati. Jadi, jujurlah pada diri sendiri dan bacalah Qur'an, sebenarnya, semua yang dilakukan Allah ini sudah adil kan?

4. Allah yang maha penyanyang sudah menyayangi sampai ujian nanti
Sesayang-sayangnya rasa sayang yang sesungguhnya seorang guru yang membimbing kita, tentu ketika belajar, kita buat salah kan gak langusng di marah-marahin. Tapi dajarin lagi. Begitu juga manusia yang berbuat salah karena kelalaiannya di beri waktu oleh Allah tobat.... tobat... kecuali kalau sudah tahap 'nakal' seperti merokok, mencoret-coret dinding kelas, bolos, tentu akan dihukum sedikit lebih keras di bandingkan salah menjawab soal kan? 
Kita tau kalau kita ihukum itu artinya guru masih memberi perhatian kepada kita, membuat kita lebih baik lagi akhlaknya, agar bisa membedakan mana yang benar dan yang salah. lalu ateis akan berkata, siapa yang menentukan ini yang benar dan ini yang salah? 

Qur'an. Jika kau tidak percaya isi Qur'an, Kalamullah, siapa lagi yang kau ikuti dan percaya?

5. Allah memanglah harus pamer akan kebesarannya supaya kita percaya!
Sudah ditunjukkan pun kebesaran-kebesaran Allah, masih juga banyak yang ingkar. Gimana kalau Allah cuma diem-diem aja. Manusia yang bodoh ini pasti mikir oh itu gunung ada sendiri. oh itu bumi ada sendiri oh itu ada oh ini ada. udah gitu aja. cuma yang pinter lah yang baru nyari-nyari siapa ya ini kira-kira penciptanya? kayak nabi ibrahim gitu. tapi kan di jaman ibrahim belum ada Qur'an buku yang penuh akan informasi kebenaran baik secara ilmiah maupun kisah lainnya. sekarang kita sudah di suguhin nih tinggal baca kok masiiih juga susah percaya. 
Surat Fussilat Ayat 53
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

Sama kayak kita mau percaya sama omongan orang, kebanyakan manusia pasti bakal liat dulu sapa yang ngomong. Lulusan dari mana, tingkat apa, jurusan apa, bahkan sampai kesiapa sih gurunya? atau bahkan kita liat dulu bajunya bermerk atau lusuh, bawa motor atau mobil, hah, segitunya kebanyakan manusia menilai manusia lainnya bukan?

Jadi.... kalau iyah sendiri memahami kenapa kita diciptakan sebagai manusia

Allah Ta’ala berfirman

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).

Q.S Al-Baqarah : 30, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “mereka berkata :” Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akn membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami enantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”  Tuhan berfirman : ”sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
pernah tau ayat ini gak?

kalau masih mempertanyakan soal ini juga, itu hanya karena kamu yang males :) sama aku juga mungkin masih males ibadah. Dan yang males itu ya temen syaitan. 

Kayak orang yang kuliah kedokteran, mereka berjuang sejak SD mengikuti role model dan peraturan yang sudah ada di sekolah untuk mendapatkan nilai terbaik dan menyerap ilmu dnegan sebaik-baiknya lalu voila mereka keterima di kedokteran. Sementara yang males ya mungkin gak kuliah. atau ngambil jurusan yang dikit peminatnya. 

Sama juga untuk masuk syurga. Bedanya di syurga gak ada orang dalem dan Allah tidak menilai dari banyak tidaknya harta kita. tapi dari banyaknya amalan kita.

lalu apa semua bisa masuk firdaus? tentu tidak semua. Seperti tidak smeua orang bisa masuk jurusan kedokteran. Tapi Allah menyiapkan banyaaak pintu syurga yang lain. bisa jadi dari pintu amalan sedekah, pintu tahajud, pintu amalan patuh pada suami. ya carilah kira-kira nih pintu mana yang peminatnya dikit ya hajar amalannya disitu terus tingkatkan sesuai dengan kapasitas kita. samakan kayak kita milih jurusan di kuliah?

Oke, sekian sharing sharing dariku setelah menonton video diatas. Kalau masih mau mencari kebenaran dari yang aku tulis diatas boleh ditambahkan di kolom komentar! Barakallah, Tabik

Wassalamualaikum!