Review koe no katachi (The silent voice)- Anime one shoot yang berjudul Koe No Katachi (Bentuk suara/ a shape of voice) atau di kenal juga dengan The Silent Voice cukup mencuri perhatian penggemar anime. Awalnya iyah gak terlalu tertarik dengan anime ini, atau lebih tepatnya – gak tau. Tapi entah kenapa padahal Iyah bukan penggemar anime yang terlalu holic dan juga bukan reviewer yang baik, teman-teman yang penyuka anime heboh bertanya apa Iyah sudah punya film ini atau belum. Dan ini lah, akhirnya iyah bisa me-review anime ini setelah menontonnya sampai selesai.
聲の形 Koe No Katachi - A Silent Voice
Bagi yang berniat dan penasaran menontonnya Iyah kasih tau aja ya sejak awal, ini film yang cukup membosankan. Buat ngantuk dan alurnya klise banget. pesannya sih banyak dan berat, tapi ah itu nanti saja iyah sampaikan. Pokoknya kalau nonton ini harus siap-siap boring di awal film. Karena serunya cuma 20 menit terakhir.

Film ini di mulai dengan perjalanan tokoh utama (Shoya Ishida – Shochan) yang berusaha menebus hutang-hutangnya dari masa lalu. Tak hanya berbentuk uang, setelah merasa menuntaskan semua masalah masalalunya, Shoya juga mencoba bunuh diri sebagai penebusannya. Tapi gagal. Kenapa gagal? Nonton aja.
-Shoko Nishimiya-
Lalu berikutnya flashback ke masa SD Shoya dimana kelas mereka kedatangan murid baru bernama Nishimiya. Nishimiya adalah penyandang tunarungu. Sehingga ia selalu menggunakan catatan sebagai media untuk berkomunikasi dengan teman-teman sekelasnya. Awalnya tidak masalah, sampai akhirnya mereka (teman-teman sekelas Nishimiya) menyadari bahwa keberadaan Nishimiya merepotkan mereka. Mereka harus lebih memperhatikan Nishimiya agar ia bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan tetap mengikuti kegiatan kelas sewajarnya. Ueno, teman sebangku Shoya awalnya dengan senang hati membantu Nishimiya, namun lambat laun ia merasa hal itu menyebalkan. Sehingga Ueno, Kawai, Shouya, Shimada dan satu temannya lagi mulai mem-bully kekurangan Nishimiya dengan cara yang berbeda-beda. Mulai dari mengabaikan, membicarakan di belakang hingga paling parah dengan fisik – itulah yang di lakukan shouya. Bahkan Sarada yang berusaha berteman dengan Nishimiya juga kena imbasnya.

Nishimiya yang mencoba menyanyi padahal tak bisa mendnegar musiknya
Akhirnya hal ini menjadi masalah dengan pengaduan ibu Nishimiya ke sekolah dengan keluhan bahwa alat dengar nishimiya telah rusak banyak dalam 5 bulan terakhir. Sehingga saat dibicarakan di kelas, Shouya yang terlihat terang-terangan mem-bully secara fisik menjadi tersangka. Ibu Shouya harus mengganti alat dengar Nishimiya yang cukup mahal sampai menjual antingnya.
Shouya yang menjahili Nishimiya
Karena hal itu Shouya jadi dijauhi teman-teman sekelasnya dan ia juga dibully habis-habisan, Nishimiya yang melihat shoya dibully berusaha membantu tapi hal itu membuat shoya semakin benci dengan Nishimiya sehingga mereka jadi bertengkar hebat.

Shoya tak berani menatap orang-orang
Saat dewasa (SMA), Shouya menjadi canggung kepada semua orang dan menjadi penyendiri. Hubungannya dengan teman dekat saat SD pun tidak bisa di perbaiki. Sehingga ia memulai menebus kesalahannya dengan kembali mendatangai Nishimiya berharap bila hubungannya dengan Nishimiya sudah baik hidupnya akan kembali berjalan dengan baik. Namun tidak semudah itu memperbaiki masa lalu yang telah terluka. Selain Nishimiya banyak orang yang tersakiti atas sikap Shouya di masalalu.
Pada akhirnya, Nishimiya yang naif (sampai-sampai sempat nembak Shouya) mencoba bunuh diri karena menganggap dirinya hanyalah kesialan bagi orang-orang di sekitarnya. 

Terus endingnya gimana? Temen-temen bisa nonton sendiri deh. Ehehe.

Film ini banyak menyiratkan pesan. Sejauh ini yang Iyah tangkap pertama dari judulnya Yaitu bagaimana cara ornag berkomunikasi. Komunikasi tidak hanya masalah verbal dan non verbal, tapi banyak hal lain yang sulit tersirat dari diri seseorang. Defenisi memahami tak hanya bagaimana kita bisa mengerti orang lain, tapi kita juga harus mengerti diri kita sendiri. 

Kasus pem-bully-an tidak hanya terjadi secara fisik, menjauhi orang lain yang kita anggap menyebalkan juga termasuk bully. Apalagi sering membicarakan kejelekannya di belakang orang juga bully. 

Terkadang guru-guru di sekolah yang mulai lelah dengan rutinitas yang menjemukan hanya melihat satu sisi saat terjadi masalah di antara murid. Yang dihukum hanya yang terlihat. Kenapa tidak memberikan pemahaman kepada ank-anak bahwa saat melihat bullying terjadi walau kita tidak ikut melakukannya tapi kita mendukung, menertawakan dan tidak mencoba mencegahnya itu adalah hal yang buruk?

Sifat baik dari Shouya adalah ia berani bertanggung jawa untuk menyelesaikan kesalahannya di masa lalu. Hal ini yang sedikit sekali ada dalam kehidupan nyata. Kebanyakan kita tidak ingin direpotkan masalalu sehingga berprinsip ‘yang lalu biarlah berlalu’. Kita memulai hidup baru dengan bahagia tanpa ada rasa sesal sementara orang yang telah menjadi korban kita di masalalu terus terpuruk dalam bayang-bayang kejahatan kita.

Iyah merekomendasikan anime ini cocok untuk di tonton anak-anak mulai dari kelas 3 SD (yang mulai rentan melakukan pem-bully-an) sampai dengan anak SMA. Anime ini tidak ada adegan ciuman maupun hal-hal romantisme berlebihan. Semuanya masih cukup wajar dalam batas adat ketimuran. 
Untuk film yang menguncang psikologi kita, iyah kasih rate 8/10 untuk Anime Koe No Katachi – A Silent Voice 

-

Oh iya, kalau bisa cari yang subtitle bahasa indonesianya yang sampai menerjemahkan ke tulisan-tulisan yang Nishimiya buat. Soalnya banyak tulisan dalam bahasa jepang yang sangat berpengaruh dengan alur cerita film tapi tidak di translate. Sehingga iyah dengan susah payah (gak payah-payah banget sih) memncari artinya lewat google translate dan menyusun subtitile sendiri -_-