Iyah kangen. Rindu. Ya begitulah.

Iyah merindukan banyak hal. Sosok, rasa, tempat, momentum, kepribadian, dan segala hal yang telah terlampaui oleh sang waktu. Terkadang rasa merindukan sesuatu itu muncul secara tiba-tiba. Saat cuaca dan waktu mendukung. Luar biasa.



Beberapa Puluh tahun silam, ketika masih tinggal di sebuah komplek yang bernama pusat industri kecil dan di singkat PIK, dimana komplek kecil yang seluruh penguhuninya memiliki home industry sendiri itu Iyah meninggalkan banyak kerinduan yang pertama.

Iyah kecil lebih sering di rumah karena anak-anak komplek yang dateng kerumah buat minjemin buku koleksi iyah dan kakak iyah. Perpustakaan kecil yang di susun serapi mungkin oleh tangan anak kelas 1 SD dan 5 SD lantai pertengahan tangga lantai 1 ke lantai 2. Lalu,saat sore iyah baru keluar main sepeda sampai menjelang maghrib dan masing-masing anak kembali ke rumah buat ambil mukenah dan sarung setelah itu sepedaan bareng ke mesjid. Iyah kangen perpustakaan yang penuh dengan celoteh anak-anak. Iyah kangen sepedaan bareng ke mesjid.
nyomot dri google

Iyah tidak ingat persis umur iyah saat pertama kali menjejakkan kaki ke negeri orang. Naik kapal feri sambil berteriak cadel “ma’acia ma’acia!”. Di ceritakan seperti itu oleh mamak. Tapi yang pasti kali berikutnya iyah sudah bisa mengingat jelas. Perjalanan bersama keluarga kecil yang berisikan 4 orang saja perlahan mulai berkurang sejak kakak iyah kuliah. Tepatnya saat iyah kelas SMA. Menghabiskan waktu dan berpetualang bersama keluarga sudah mulai berkurang. Kakak dan Iyah mulai besar dan merintis menulis peta kehidupan masing-masing. Ayah dan Mamak juga begitu, memiliki kesibukan dan kegiatan yang berbeda. Syukurlah saat sarapan dan makan malam masih bisa bertemu. Iyah kangen berpetualang sama Ayah,Mamak dan Kakak. Berempat saja.

Sejak kecil iyah suka berimajinasi. Dimana pun. Kapan pun. Paling sering berimajinasi saat bermain dengan teman-teman. Misalnya saat bermain dengan Dila, kami berhayal kalau kami adalah Steve-nya Blue’s clues dan mencari jejak yang di tinggalkan si anjing biru. Atau saat menjadikan pegangan tas beroda yang nge-tren saat itu dan menjadikannya layar televisi. Secara bergantian kami berpura-pura menjadi reporter televisi. Atau saat Booming kartun chalkzone dan naruto, bersama geng Doremifa kami mebuat banyak gambar naruto di papan tulis kapur lalu menghapusnya dan setelah itu membuat lingkaran seolah-olah ada portal menuju dunia kapur dengan kapur ajaib jadi kami bisa jumpa sama tokoh naruto yang kami gambar. Atau imajinasi lain lagi, saat main Barbie dan Anak BP kami membuat imajinasi bahwa mereka baru masuk ke sebuah rumah laba-laba raksasa di mana rumahnya di buat dari kardus dispenser dan efek benang laba-labanya dan lem tembak. Sekarang, kalau jumpa teman-teman tidak ada lagi cerita imajinatif dan think out of the box. Tapi sibuk dengan Smartphone dan mencari ide atau kreativitas apapun tinggal googling. Iyah kangen pertemanan sederhana namun dapat menghasilkan cerita-cerita luar biasa.

Saat SMP,setiap pagi sebelum mata pelajaran wajib kami ada Greetings bersama Ustadz yang berbeda-beda di masing-masing kelas. Greetings hanya satu jam pelajaran. Dimulai membaca asmaul husna lalu masing-masing anak saling berlomba siapa yang paling banyak hafalannya. Ustadz yang hafalannya sudah 30 juz itu selalu terlihat bersinar saat bertanya,”Mahdiyyah mau nambah berapa ayat hari ini?” atau “Ustadz bacakan dulu, nanti di ulang ya..”. Rasanya bangga sekali kalau tanda ceklist di kolom ayat yang sudah di hafal lebih unggul dari teman yang lain. Kalau ada yang hafalannya baru sedikit, yang lain saling membantu agar bisa bareng-bareng baca di atas pendopo saat akhir semester. Sekarang,orang-orang saling berlomba siapa yang paling banyak eksistensi dan hartanya. Saling membanggakan diri dengan urusan duniawi. Kalau sholat bacaanya cuma trikul. “kul huawallah hu ahad, kul audzu birobbinnas, kul audzu birobbil falaq”. Iyah kangen saat teman-teman saling bertanya “cara baca ayat ini gimana ya biar pas?”, “eh,dengerin hafalan ku dulu kok sebelum nyetor”,”nanti pas aku nyetor, kau di belakang ustadz ya buat ngasi tau kalo aku lupa”. Iyah juga kangen saat sholat berjamaah bacaannya surat-surat panjang dan sholat benar-benar menenangkan rohani....

Iyah kangen. Rindu. Ya begitulah.

Rindu banyak hal. . Sosok, rasa, tempat, momentum, kepribadian, dan segala hal yang telah terlampaui oleh sang waktu....