Advertisement

Responsive Advertisement

Berhenti Sejenak dari Pengabdian Kepada Alam

Jadi, aku sudah berhenti bekerja dari sebuah lembaga konservasi. Sedih? iya. Karena teman-teman yang aku dapatkan di sana benar-benar sinkron dengan jiwaku sendiri. entahlah kalau teman-teman yang lain merasa sama atau tidak. semoga saja sama. hahaha.

Lalu apa kegiatan ku 20 hari setelah berhenti bekerja ini? kebetulan aku sedang masuk bulan ujian akhir semester tahap magisterku. lumayan sibuk mengejar tugas tertinggal yang belum aku submit karena sibuk dilapangan (dan sering sekali susah sinyal), mengerjakan artikel sains popular yang membuatku menangis kenapa mentok terus setiap nulis (ilmu jurnalistik dasar udah nguap kalo mepet), mengerjakan laporan praktikum dan lain-lain. Bedanya pasca dengan masa sarjana, dosen udah gak semarah dulu kalau kita telat ngerjain tugas. Gak ada drama dingambekin dosen. marah sih ada, cuma karena rata-rata interaksinya lewat online, jadi gak terlalu jiper... hehe.

Beberapa teman yang tau aku berhenti bekerja langsung menawariku kegiatan ini itu. Mengajak kolaborasi ini itu. Aku bilang aku mau istirahat dulu, semedi dulu, berpikir dulu langkah ku selama sekolah ini apa. Karena aku engga beasiswa. Beasiswa yang ku kejar dulu kelewatan masa submitnya, padahal aku sudah daftar dan memasukkan seluruh data. huhuhu. tapi setiap langkah yang kita ambil tentu ada resikonya ya.

Karena itu aku terharu ketika salah satu senior ditempat kerja memprioritaskan kulihaku sampai bela-belain jadwal kerjanya dilapangan terganggu. sementara atasanku sendiri sebisa mungkin aku tidak boleh membicarakan terkait perkuliahan. sedih deh, huhu. Malah tugasku ditambahin untuk 'menantang' aku yang berani-beraninya lanjut sekolah. T_T

Belum lagi aku diberi harapan palsu (di PHP) dengan salah satu lembaga konservasi juga. Nama kegiatanya 'magang' ternyata 'volunteer'. Aku terima dan aku sanggupi, lalu dijawab akan dikabari jadwal kegiatan berikutnya, dan boom, aku diberitahu temanku kalau programnya sudah jalan, dan saat aku hubungi mbaknya, aku dighosting gitu aja. gak papa gak papa, aku gak dendaman. Cuma aku akan ingat aja nama-nama orang yang terlibat agar aku sebisa mungkin tidak bekerjasama di kemudian hari.

Kata orang-orang, jangan pernah memberitahu mimpi dan rencana kita. Aku yang tak percaya, berharap dengan saling bercerita kita kan saling mendoakan kesuksesan masing-masing. Toh tidak berebut di lahan yang sama. Cuma memang hidup berjalan sesuai dengan pengalaman orang banyak, memang ada yang tidak suka melihat orang lain mulus-mulus aja jalannya. Padahal dengan hidup saling mensyukuri nikmat dan bahagia melihat kemudahan orang lain bukankah itu membuat hati kita juga nyaman?

Makanya aku sekarang tidak memberitahu apa yang akan kulakukan kedepannya dan tidak selalu menerima setiap kesempatan. Aku berterimakasih atas tawaran-tawaran yang diberikan. Hanya karena aku menolaknya, bukan berarti aku sombong tidak mau pekerjaan atau rejeki. Bukan itu. ada hal-hal yang harus aku persiapkan terlebih dahulu.

aku ingin mengambil jeda sejenak.

Mengobati sisa-sisa luka dari lapangan (bekas pacat, bekas gores, gigitan serangga), memperbaiki mentalku, memperbaiki trust issue yang kian parah, melunasi hutang-hutang janji, belajar adab, belajar hal-hal yang aku lewatkan selama 4 tahun belakangan ini. Karena sejatinya kita tidak boleh berhenti belajar. sampai akhir hayat kalau bisa kita terus dalam naungan ilmu.

Begitulah, aku berhenti sejenak.

Sejenakku bisa jadi sebentar atau lambat, tak apa. kalau orang lain bisa berlari mencapi tujuannya, aku mungkin berjalan, kalau berjalanpun berat, aku mungkin akan merangkak. Yang penting tak ada yang bisa menghentikan pergerakanku untuk mendapatkan ridho-Nya di bumi ini. 

Memang paling enak curhat isi hati dituliskan gini ya. okelah, biidzinillah, kita mulai setiap langkah kita dengan niat yang baik.

Assalamualaikum!


Posting Komentar

0 Komentar