Alohaaa! aku kembali membawa catatan yang mungkin kalian ga mau baca tapi aku tetap akan menulis dan posting karena ini buat jurnal hidupku sendiri wkwk. Untuk yang tetap membaca sampai habis, sejak awal aku ucapkan terima kasih~

aku ga peduli ko jelek disini Zam, yg penting aku ngerasa bagus.

Jadi weekend minggu lalu tepatnya tanggal 13-14 Mei 2023, aku mengikuti kegiatan rutin dari INJI (Independent Nature Journalist Indonesia), atau yang akrab disapa sebagai para INJI Warriors, kali ini untuk mengikuti kegiatan fotografi yang merupakan kelanjutan dari sesi sebelumnya. Yup, bulan sebelumnya udah ada prolog(?) materi terkait fotografi story dari bang Ferdy Siregar. Kalo kelen anak fotografi atau jurnalis foto di pulau sumatera gak tau abang ini, dahlah, fotografer ecek-ecek lah kelen itu :p (maap, maap, becanda). Kalau kalian mau tau abang ini lebih lanjut, cak klik kan disini. Itu instagramnya yaaa


Lanjut, sebenernya INJI Warrior ini anggotanya banyak. Terdapat di dua provinsi, Sumatera Utara dan Aceh. Itupun tersebar lagi, yang Aceh ada yang Aceh besar, di Langsa sampe di tengah hutan Aceh itu dan gak terdeteksi dia. Kalau yang di Sumut ya pasti lah anak Medan, Binje, ada juga yang di Sidempuan sana. Itulah kenapa yang bisa ikut kegiatan kali ini kami orang-orang kurang kerjaan tapi kaya raya  cuma berenam aja. Aku, Nizam yg diancam bakal ku blokir klo ga ikut, Kezia yang enggak aku buatin surat izin ortunya, Aul yang akhirnya bisa 'jalan-jalan' di bukit lawang, Khusnul muka anak pancing, Febri, dan Herbet yang hamdalah nyampe jam 2 pagi dengan sepeda motor di tengah gempuran hujan badai angin ribut. 


Bukit Lawang dipilih karena dianggap sebagai tempat yang ideal untuk mengeksplorasi banyak tema sekaligus. Ada masyarakat, ekowisata, alam dan hewan. Yup, selengkap ini disini. Secara jarak dan kondisi jalan juga masih masuk akal ya. Pulang hari juga bisa.

Ish tengoklah, dah pande aku we ngambil foto aer ala-ala kek gini.


So, Workshop kali ini kami di beri tugas untuk mengeksekusi materi sebelumnya. Yup, mambuat foto story. Sejak pagi aku semangat sekali mengambil foto. Karena baru diajarin (lagi) sama bang Wawan mengenai dasar-dasar fotografi. Aku sampe cengo karena baru ngeh kalau F dipanjangin bang wawan sebagai 'fagma' dari diafragma. Buahaha, aku yang selalu kebalik-balik antara ISO dan Aperture menangees. Yah kalian yang udah biasa mungkin negbaca ini be lyke 'ish udah lama motret kok gitu doang ga tau'. Ya saya motret serius bisa jadi setaon cuma beberapa kali :) sisanya pake smartphone dong. Lebih ringkas.


Belum lagi kamera yang kali ini lagi aku pegang asli jadoel dan spesifikasi rendah juga, 450D 2008, bahkan belum ada fitur record. Mantep ga tuh. Tapi memang yang kali ini aku mau belajar serius belajarnya, jadi kalau pakai yang begini mau ga mau kan main di Manual. Yah begitulah, nanti klo udah mahir baru kita upgrade. Lagian kalau aku beli yang seharga iphone juga aku ga setiap saat pake kamera. Hisabnya woii, tackut.


Back to tugas, setelah kamera di setel-setel dan diajarin bang Wawan, kami pun bergegas (bohong) bergerak menuju spot-spot yang akan diambil. Kami jalan sejauh mata memandang tapi kebanyakan foto-foto selfie. hehe. Padahal udah dibilangin, kalau mau motret itu pakai rencana, diriset dulu mau moto apa sebenernya. 

Cuma Akbar (yg foto bareng aku) dan Herbet (yg ngeblur) yang serius buat liputan.


Karena cuacanya panas banget kemarin, jadi males mau angkat kamera (alesan) (alesan) belum lagi pergelangan tangan aku masih sakit (alesan) (alesan)

Jadi secara garis besar yang aku tangkap cuma Akbar (karena udah punya konsep sejak awal) dan Herbet (memang wartawan profesional) yang menyelesaikan tugas dnegan baik. wkwk. Aku aja baru ngirim tugas after 8 hari usai kegiatan. Parah bangettt.

Nah kalo mau baca hasil liputan Herbet : Kisah Babe, Korban Banjir Bandang yang Jadi Seniman Wajah Orangutan di Bukit Lawang

Selama kegiatan ini, kami aktif kok untuk saling memberikan saran, serta bertukar pikiran untuk memperkaya pengalaman satu sama lain (percaya ga tuh). Antusiasme kami dalam berlibur belajar dari pengalaman masing-masing begitu terasa di antara kami. 


Bonus: ini ku foto jam 7 pagi. Aku suka foto ini tapi enggak aku kirim karena ga masuk dalam tema foto story ku.


Dah gitu aja ceritaku kali ini. Ada yang mau bergabung di INJI?