Sewaktu kecil, aku pernah bertanya pada Ibuku yang kupanggil Mamak "Mak, cita-cita mamak apa sih?" tanyaku sedikit keras karena saat itu kami sedang diatas sepeda motor. Aku tidak ingat kenapa aku bertanya itu diperjalanan pulang dari sekolah, tapi yang ku ingat jawabannya "Mamak ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang." Jawab ibuku yang saat itu usianya dipertengahan 40. 

Beranjak besar aku merasa pertanyaanku agak sedikit aneh untuk seseorang yang sudah tua. Untuk apa lagi ditanya cita-cita? bisa hidup dengan baik saja sudah cukup. Tinggal mencari pangkat lebih tinggi sehingga bisa mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Saat itu, jabatan ibu lumayan tinggi dan stabil.

Siapa yang menyangka, pada akhirnya di usia ibu yang 60 tahun dibulan september nanti, ibu telah berhasil mencapai cita-cita yang ia impikan. Dan sudah ia wujudkan dalam 5 tahun belakangan ini. Aku sebagai anaknya salut dan sangat bangga.

Kemarin, ada yang bertanya juga padaku perihal cita-cita. aku jawab, jadi bermanfaat bagi banyak orang dan bisa menjalankan tugas sebagai manusia sesuai dengan yang di suruh pencipta. Yang nanya nyegir, Klise sekali katanya.

Sebenarnya cita-citaku apa? masih sama seperti yang kutuliskan di biodataku saat kelas 5 SD dulu. Scientist. Entah dari mana aku tau bahasa itu, ku kira dulu artinya peneliti, ternyata ilmuwan hahaha! ya.. gitulah, sebelum jadi scientist jadi reseacher dulu kan. Dan sebelumnya aku ngalamin miskonsepsi dulu. Ku kira peneliti itu hanya bekerja di balik laboratorium, berjas lab dan di ruangan tertutup dengan bau alkohol. Alhamdulillah, setelah kuliah aku tau peneliti gak sesempit itu. hihi.

Di usia 25 aku yakin mungkin sudah banyak yang menggapai cita-citanya. Baik cita-cita dari segi ekonomi ataupun profesi. 

Aku, belum. Masih meniti. Pelan-pelan dan atas izin Allah akan menjadi pasti. Lagipula aku sadar diri sih, usahanya untuk gapai cita-cita masih minim sekali :')