Hay! Buat yang kelas 3 SMA, gimana? gimana? Insya Allah Lulus kan ya? kemarin deg-degkan gak nunggu pengumumannya? deuuu...
Iyah pun begitu. Kemarin, tanggal 20 Mei yang membuat perut Iyah rada mules menunggu jam 3 sore. Tapi anehnya 1 hari sebelumnya yaitu tanggal 19 sudah pada bertebaran trafik ketidakluusan di masing-masing daerah dan 25 siswa dengan nilai UN tertinggi. 2 hal itu membuat pertama, gak surprise. kedua, bikin jantungan karena dari Sumut ada yang ga lulus. aaaaaarrgh!
 
twit malam sebelum pengumuman.
"Halah Iyah, tenang ajalah. Hari gini mah kalo anak di kota apalagi di sekolah negeri, yang penting datang aja pas UN kemarin lulusnya itu"

*GEDUBRAK!

Yah, ga bisa se-PD gitu juga soal ini. soalnya kan kita ga tau apa yang terjadi. bisa jadi kesalahan system ketika memilah soal yang semerawut itu...
bisa jadi juga karena salah menerima kunci. #SKIP

"Ssst.. Iyah, jangan sebut-sebut soal kunci aaah.. nanti tangkap polisi lo"

Ya keles. nyebut doang masuk polisi. lagian sekolah Iyah murni kagak ada kasih kunci. yah, yang dari luar mana eike tau yaaa~ dududu

"Jadi Iyah beli kunci?!"

Enggak.

"aaaaahh jangan bohong aaah"

Serius enggak. mau kunci yang harga 2 jeti, 1 jeti, 500 rebu, sampe yang eceran 50 rebuan.. Mending beli bakso deh duit nya -3-

"Demi masa depan pun kau pelit kali ya Iyah.."

Nah , ini dia yang jadi persoalan sesuai dengan judul yang Iyah tulis diatas. Semuanya udah pada tahu kan buah simalakama? gak dimakan bapak mati dimakan ibu mati. serba salah gitu.

 UN, Ujian Nasional bukan menjadi momok yang menakutkan untuk anak yang tinggal di kota besar, bersekolah di sekolah milik Negara dan si anak ini anak orang mampu. dan satu lagi, mau legowo aja nerima system. salah gak salah,dosa gak dosa, apa yang di buat system.. ya mbok ikutin aja. yang nurut, dia yang lulus dari system.

Tapi bagi peserta UN yang di pedalaman, yang kagak masuk kagak enggak karena harus bantuin orang tuanya diladang, yang sekolah nya 5-10 KM dari rumahnya, yang gurunya masih kurang, si anak ga bimbel karena bimbel belum buka di sana. 1 lagi dia tidak cukup mampu soal materi. dia gak bisa ngikutin system secara sempurna. maka UN adalah momok yang super meyeramkan.

Untuk saat ini Iyah bisa la di golongkan di golongan pertama. tapi iyah tetep deg-degan nunggu hasilnya. karena yang di maksud mengikuti system itu adalah "kunci"

Guys, jangan kan di SMA, di UN SMP dan UN SD (yang terakhir UN SD itu tahun lalu) Kunci jawaban selalu merajalela. joki-joki kunci yang berotak encer dengan senang hati duit akan mengerjakan soal-soal UN tersebut.

kabarnya sih semua bohong,kuncinya di bikin asal-asal.

Btw Iyah punya cerita yang bisa di pastiin bukan hoax. Iyah ga tau apakah saat iyah mempublish cerita ini iyah bakalan bermasalah atau gimana.

jadi gini ceritanya. Soal UN sampai ditangan masing-masing daerah 1 hari sebelum UN. lalu soalnya sampai pada pagi hari di sekolah. tapi... beberapa oknum yang sudah 'memesan' akan dapat 'pesanan' mereka tengah malam. oknum nya jelas dong bukan sembaran oknum. bukan siswa pastinya. karena si oknum special ini lah yang menyebarkan 'pesanan' yang dia dapat.

sedang kan yang mengerjakan pesanan itu adalah orang-orang berotak encer apa lagi yang sudah biasa melahap soal-soal anak SMA dan tahu seluk beluk UN dari tahun ke tahun. paham siapa yang Iyah maksud? mungkin yang sering menjumpai orang-orang ini paham la ya :) iyah juga termasuk yang sering jumpa setiap pulang sekolah. tapi gak semua orang cerdas itu mau mengerjakan pesanan yang berlumuran dosa itu. masih ada juga yang bersih..

lalu ketika UN berlangsung, pesanan sudah di tangan, gak perduli lagi mau lagi ngantuk,sakit,gak enak badan, asal ada pensil yang lulus uji computer lulusnya itu.

jadi dimana lagi kejujuran para siswa jika sudah di didik (bahkan sejak SD) untuk melewati Ujian Negara ini tanpa usaha tapi hanya sekadar formalitas duduk hadir senyum manis dan mengisi absen yang di berikan pengawas.

sedangkan yang ikut EBTANAS jaman baholak dulu ada yang jadi koruptor.. konon yang sejak dini sudah di didik begitu. fyuh.

bahkan ada nih yang karena SMP sudah pernah terima pesanan, menjelang UN SMA jangankan belajar, bukunya aja dia ga tau dimana. katanya " halah Mad, ga usah munak lah, nanti kan dapat kita itu". Miris men.

Mau jujur juga lebih parah lagi. ada tuh di tipi-tipi setiap UN di ceritakan bahwa ada anak pintar,juara 1 selalu dan pemenang olimpiade segala macam tapi enggak lulus UN. Ya keles, tega bener... Iyah pun juga ngerti gimana tercabik-cabiknya perasaan si anak juga perasaan gurunya. gurunya mendidik dan memberi ilmu si anak, memperhatikan tingkah pola si anak setiap hari di sekolah. tapi si anak yang baik budiman harus menanggung malu dan kerugian waktu hanya karena system ujian yang bahkan si pembuat system tidak tahu keseharian si anak. sakit men. sakit.


guru-guru yang lain pun takut anak didiknya tersayang apalagi yang pintar-pintar harus mengalami nasib yang sama sehingga ada berita guru di penjara karena menyebarkan kunci UN.

beberapa dari anak-anak luar biasa pintarnya yang tidak sanggup menahan beban mental karena di cap "Katanya pintar, kok UN aja ga lulus?" kata-kata itu membuat mereka berakhir.... tragis.

kenapa tidak ada berita di tipi-tipi yang menceritakan, "anak rangking terakhir di kelas, sering cabut, raja tawuran, bisa lulus UN". kok ga ada yang beritain? kan lebih mengejutkan tuh?

Akhirnya. setelah ini, kita tak tahu siapa yang jujur dan tidak, kita akan lihat beberapa tahun ke depan ketika generasinya Iyah yang memimpin Negara ini dan apakah Negara ini tentram atau kacau dan lebih kacau di banding sekarang?

tapi siapa yang perduli. mungkin yang bikin system juga gak sempat ngerasain hasil didikannya. dududu~


ngomong-ngomong Iyah belum bilang diawal tadi ya. kami pengumuman UN nya jam 3 sore. dan iyah mules banget nungguinnya. berusaha nyipain mental apapun hasilnya. dan Alhamdulillah karena Iyah masih di golongan anak kota yang bersekolah di sekolah milik Negara, Iyah lulus.

 Lulus doang. nilainya belum tau. apalagi Nilai UN mempengaruhi Lulus enggak nya di Jalur undangan. ini system baru lagi tahun ini. oalah. Indonesia. Merdeka...