Sebagai Seller, Aku Lebih Suka Tokopedia daripada Shopee

Wah, judulnya terang-terangan banget, ya? Tapi memang begitulah adanya. Aku menulis ini setelah merasa benar-benar suntuk menggunakan Shopee. Pengalaman aku sebagai seller di dua platform ini cukup menarik untuk dibagikan, terutama karena ada beberapa hal yang membuat aku lebih memilih Tokopedia. Tapi sampai sekarang aku masih mengaktifkan keduanya berdasarkan permintaan para pelanggan sih...




1. Aplikasi Terpisah vs. Gabungan

Pertama dan paling utama, Tokopedia memisahkan aplikasi untuk pembeli dan penjual. Ini sangat membantu! Dengan adanya aplikasi khusus untuk seller, aku bisa fokus mengelola toko tanpa terganggu oleh aktivitas belanja. Sebaliknya, Shopee menggabungkan semuanya dalam satu aplikasi. Akibatnya, kalau aku mau ke toko, harus klik 'Seller centre' dulu. Ini jadi agak ribet dan kurang efisien.

Apalagi kalau tipe adminnya memang pemilik tokonya langsung, pasti gampang terdistraksi dengan aktivitas pembeliannya sendiri. Itu tergantung adminnya dong, masa salahin aplikasi. Heyyy ada yang namanya pengalaman pengguna ya!


2. Pengalaman Masuk Akun

Kedua, soal masuk akun. Di website, keduanya memang mengharuskan login dulu untuk mengakses toko. Tapi, Shopee sering banget mengharuskan aku login ulang. Rasanya merepotkan banget. Sedangkan di Tokopedia, seperti masuk akun media sosial saja – sekali login, langsung akses tanpa perlu login ulang terus-menerus. Ini benar-benar meningkatkan kenyamanan aku sebagai pengguna.


3. Keamanan Akun

Keamanan juga penting. Tokopedia sudah menerapkan verifikasi dua langkah untuk informasi rahasia. Ini membuat aku merasa lebih aman. Shopee juga punya fitur keamanan, tapi menurut aku, seringnya harus login ulang itu malah bikin ribet dan tidak nyaman.


4. Aktivitas Toko

Yang paling menyebalkan dari Shopee adalah deteksi aktivitas toko. Kalau aku tidak buka seller center dari web, toko aku dianggap tidak aktif. Sering banget aku dapat chat dari pembeli yang bilang produk tidak bisa dipesan karena toko tidak aktif. Padahal, setiap hari aku balas chat dari aplikasi Shopee! Tapi sayangnya, aktivitas di aplikasi hanya dianggap sebagai chat biasa, tidak cukup untuk menunjukkan toko aktif.


Tokopedia tidak punya masalah seperti ini. Aku bisa mengelola toko sepenuhnya melalui aplikasi tanpa khawatir tentang deteksi aktivitas yang aneh-aneh.


5. Dukungan untuk Seller

Shopee memang punya kampus Shopee di beberapa kota besar, dan aku sudah dua kali ikut pelatihannya. Tapi, tetap saja kalau ada masalah teknis atau pertanyaan, yang jawab malah bot. Padahal, aku berharap bisa konsultasi online dengan manusia. Ini membuat pengalaman aku kurang memuaskan.

Di Tokopedia, meskipun aku belum pernah ikut pelatihan langsung, dukungan pelanggannya terasa lebih responsif dan membantu. Kelas-kelas pelatihan onlinenya lebih mudah 'menjawab' dan kalau ada permasalahan antara seller dan buyer juga gercep.


Sooo...

Setelah menggunakan kedua platform ini, aku bisa bilang bahwa Tokopedia memberikan pengalaman yang lebih baik bagi aku sebagai seller. Aplikasi yang terpisah, login yang mudah, keamanan yang terjamin, dan dukungan yang lebih baik membuat aku merasa lebih nyaman dan efisien dalam mengelola toko. Jadi, ya, sebagai seller, aku lebih suka Tokopedia daripada Shopee.


NB: aku belum ada bahas biaya penanganan aplikasi yang semakin hari makin besar potongannya ya. Duh pan kapan deh.