"Mati itu enak lo, gak percaya? Liat orang yang udah meninggal, gak minta balik lagi kan?"


Iyah ingat, saat mengikuti Training Pemahaman Islam (TPI) yang diadakan organisasi islam dari fakultas Iyah. Di hari terakhir, kami di bawa unttuk tadabbur alam ke salah satu bukit di sekitaran Brastagi. Banyak yang mengeluh terutama akhwat karena gak biasa mendaki apalagi kami bawa beban baju selama 3 hari. Walau saat TPI kami olahraga pagi, tetap saja tidak cukup untuk orang-orang yang baru pertama kali tracking.

Selama perjalanan, Iyah hanya tertawa-tawa dan berusah menyemangati teman-teman yang mulai menujukkan wajah pucat di perjalanan. Air minum tak henti-hentinya di teguk. Jumpa mata air, semua langsung minum banyak dan mengisi amunisi di tumblr mereka. Perjalanan terasa sangat lambat terutama yang benar-benar ingin menyerah di perjalanan. Tapi, tentu takkan bisa mencapai puncak sendirian. Semua harus naik, dan lagi yang akhwat juga tak bisa terpisah dengan kelompok. karena itu, yang biasanya bisa gerak cepat justru lelah karena harus menunggu yang kelelahan.

Tersebutlah salah seorang akhwat angkatan 2012 yang benar-benar terlihat lelah. Wajahnya pucat, keringat terlihat mengucur, pokoknya kondisi beliau benar-benar sangat tidak fit. Iyah yang dijalur depan segera ke belakang mana tau ada yang bisa di bantu untuk mempercepat perjalanan. Dan iyah hanya bisa membantu membawakan tas lalu kembali berlari kedepan. Tapi beban sudah di bawa tetap saja kondisi tak membaik. Iyah lalu bertanya kepada akhwat lain perihal kesehatan beliau. Ternyata benar, beliau ada penyakit tapi tidak tahu apa. Dalam hati Iyah sempat tercetus kata-kata jelek.... Astagfirullah, semoga Allah mengampuni dan meluruskan setiap kata yang tercetus di hati ini.

Kejadian ini saat di akhir semester 2. Beberapa hari kemudiannya libur. Yang anak kos pun segera bergerak kekampung halaman. Mencium kembali tangan orangtua atau hanya sekedar menagih uang untuk semester depan. selama liburan seperti biasa iyah hanya tidur-bangun-online-makan-online-tidur gitu siklusnya. Dan di minggu pertama liburan Iyah dapat kabar dari grup....

[Innalillahi wa innailaihi raji'un, telah berpulang salah seorang pejuang dakwah kita. Husnayaeni (Kimia, 2012) di kampung halamannya daerah....... ...... ..... .....]

Kalimat di satu chat itu panjang, sampai iyah tidak ingat lagi isi konkritnya seperti jam berpulang dan alamat lengkapnya. Dada ini terasa terpukul, salah seorang yang pernah melangkah bersama ke tujuan yang sama ternyata harus berpulang di usia produktif. Yang katanya Ukhuwah namun Iyah tak bisa hadir untuk menyolatkan dan mendoakan secara langsung. Sedih, sakit, seakan kembali ke diri sendiri bagaimana bila itu adalah Iyah.

Bagaimana pun setiap kabar pasti akan berlalu, setelah doa dan sholat gaib dari Medan, semua kembali ke aktivitasnya masing-masing. Namun setiap ada kesmepatan, doa untuk yang berpulang akan selalu di panjatkan.

Tiba-tiba hari ini ada yang kemabli mengingatkan akan sosok beliau. Akhwat lainnya di atasan Iyah mengusik kisah Hijrah. Hijrah, berpindah. Move On ke arah yang lebih baik. Iyah tak pernah tau masa lalu seseorang yang katnaya telah berhijrah dan juga tak tertarik mengetahui masa lalunya, karena apa yang telah di raihnya setelah hijrah pastilah ia telah meninggalkan sesuatu yang berat di masa lalunya, lalu apa untungnya orang lain kepo dengan masa lalunya?

Dan begitulah, sang Kakak tersebut, Akhwat tersebut, telah berhijrah saat ia di panggil Illahi. 

Bagaimana kamu? Kapan hijrah?

Kesempatan kedua itu takkan ada. Ingat, yang berpulang takkan kembali.