Awal 2020, saat seluruh dunia secara sermpak memulai ‘lockdown’ hewan-hewan pun langsung merasakan ada hal yang berbeda. Hiruk pikuk yang biasanya terdengar sampai ke pinggiran hutan mendadak hilang. Senyap. Perlahan, satwa yang berada di dalam hutan menjadi penasaran dan keluar menuju jalanan perkotaan. Mungkin itu skenario cerita yang terjadi saat kemunculan Kambing Kashmir di kota Wales, Inggris atau Puma di Santiago, Chile setelah 3 bulan diberlakukannya penutupan wilayah.

Beberapa satwa langka pun mulai kembali menampakkan diri. Seperti beberapa jenis burung langka sampai Lumba-lumba Pink (Inia geoffrenis) di perairan Hongkong. Betapa menakjubkan dan bersyukurnya kita saat mengetahui spesies mereka masih ada.

Hal ini memang sebuah kabar baik bagi para pemerhati lingkungan, sekaligus kabar buruk; Pertama, satwa langka yang terlihat dapat menjadi incaran bagi para kolektor dan pemburu. Kedua, Corona Virus telah dikonfirmasi menjadi zoonosis yang menginfeksi beberapa jenis mamalia seperti orangutan, kera dan harimau. Hal ini dikhawatirkan apabila kehadiran satwa liar yang terlalu dekat dengan pemukiman manusia menyebabkan semakin tingginya resiko tertular Corona Virus lalu menyebar dengan cepat di dalam hutan tanpa manusia sempat menyadari, tahu-tahu sudah terjadi kematian mendadak beberapa satwa secara massal. Ketiga, beberapa jenis satwa yang terbiasa diberi makan oleh manusia seperti burung merpati, angsa dan bebek di taman-taman kota menjadi kelaparan karena masyarakat tak lagi diperbolehkan keluar rumah hanya untuk sekadar melempar remah-remah roti. Rusa di Taman Nara, Jepang pun kehilangan sumber makanan utama mereka yang bisanya diberi oleh para turis. Alun-alun kota Lopburi, Thailand pun tak luput dari serbuan sekelompok besar monyet ekor panjang yang kelaparan. Ketergantungan akan pakan terhadap manusia inilah yang nantinya dapat menimbulkan konflik baru antara manusia dan satwa.

Lalu, strategi apa yang akan dilakukan para aktivis lingkungan dengan bertambahnya acaman baru ini? Sebelum strategi penanganan ini tersusun, setidaknya kita bersyukur atas polusi yang berkurang drastis dan kehadiran satwa liar yang menunjukan bahwa satwa dan manusia dapat hidup dengan harmoni. Semoga Corona Virus segera dapat ditaklukan untuk mengurangi ancaman terhadap satwa.